JELAJAH,
Cyber Politik : Bulukumba adalah salah satu Kabupaten
yang terletak di bagian selatan Provinsi Sulsel, daerah yang dikenal dengan
julukan Butta Panrita Lopi ini sangat kental dengan budaya timur yang
menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan. Budaya “Mali Siparappe, Tallang
Sipahua” yang menyatukan dua bahasa antara Bugis dan Konjo merupakan bukti
nilai kemanusiaan yang bermakna untuk saling menolong sebagai bentuk
solidaritas sesama orang bulukmba tanpa mengenal sekat perbedaan antara
Bulukumba Timur dan Bulukumba Barat.
Terkait dengan
pemilihan kepada daerah serentak yang dilaksanakan secara bersamaan pada bulan
Desember di 11 Kabupaten se Sulsel yang salah satunya adalah kabupaten
bulukumba telah memunculkan beberapa nama putra – putri daerah terbaik untuk
ikut serta dalam audisi pemilihan kepala daerah mendatang. Pemilihan kepala
daerah semakin terasa dekat di iringi terfokusnya nama kebeberapa calon yang
sebelumnya ramai dengan pernyataan putra – putri daerah yang mendeklarasikan
diri untuk siap bertarung baik melalui jalur perseorangan ataupun jalur partai,
namun semakin dekatnya pelaksanaan pilkada ada beberapa beberapa nama yang
mulai redup dan ada pula sudah senyap sama sekali.
Dalam pesta demokrasi
yang laksanakan kali ini, sejumlah kelompok masyarakat menginginkan untuk
berjalan dengan damai dan tetap demokratis. Hal ini tentuntunya dapat terwujud
dengan dukungan seluruh stack kholder untuk ikut berperan aktif terkhusus
penyelenggaran Pilkada dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Salah satu pemuda
bulukumba, Muh. Yahyat mengatakan bahwa pemilihan kepala daerah adalah pesta
rakyat yang sifatnya demokrasi, kita harus berikan kebebasan kepada masyarakat
untuk menentukan hak politik tanpa intrvensi yang sifatnya negatif terlebih
lagi ketika calon yang saling mencelah sesama calon yang lainya.
“ Pesta demokrasi ini
bukanlah pertarungan kelompok untuk menentukan kemenangan calon, melainkan ini
adalah pertarungan seluruh masyarakat untuk mengamanahkan suaranya sesuai hati
nurani, tidak ada campur tangan diluar masyarakat bulukumba untuk menentukan
Bupati di Bulukumba, kita harus tetap menjaga nilai – nilai demokrasi di
Bulukumba” tambahnya
Senada dengan yang
diucapkan oleh salah satu mahasiswa asal Bulukumba, Syahruddin yang menilai
bahwa hak politik seseorang, baik itu memilih untuk sebagai calon atau hanya
ikut serta dalam menentukan pilihan di tentukan oleh dirinya sendiri tanpa
campur tangan orang lain bahkan keluarga sekalipun. Demokrasi adalah suatu
sistem yang memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam menentukan pilihanya
“ Siapapun yang menjadi
bupati nanti itulah amanah rakyat, yakinkan saja bahwa refleksi keinginan
rakyatlah yang menentukan seorang Bupati bukan kelompok atau keluarga, jika
jabatan hanyalah sekedar kepentingan kelompok maka tidak lagi disebut dengan
demokrasi melainkan adalah sebuah dinasti” tegas syahruddin saat dikonfirmasi
secara terpisah
Sementara Pak. Wahid
salah satu toko masyarakat berpendapat bahwa siapapun yang ingin menjadi calon
harus memperiapkan diri untuk beradap pada posisi menang dan posisi kalah.
“Yang namanya pemilihan
Bupati itu hanya mengankat 1 paket calon saja, belum ada sejarah 2 Bupati dalam
satu daerah, jadi siapapun yang inkut serta dalam pencalonan harus siap kalah
dan harus siap menang, buat apa terlalu ricuh sudah jelas ini pilihan rakyat,
Pilkada harus damai” singkatnya.(*)