JELAJAH, Cyber Sulsel -
Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) siap menggelar kegiatan operasi
pasar untuk menghadapi spekulan harga bahan pokok jelang puasa hingga Lebaran
pada 2015.
Gubernur Sulsel,
Syahrul Yasin Limpo mengatakan, operasi pasar itu dilakukan jika memang
dibutuhkan. Hal itu mengingat harga kebutuhan pokok masih terkendali di
Sulawesi Selatan.
"Distributor 9
bahan pokok sangat respons dengan pemerintah provinsi (Pemprov) sehingga tidak
menjadi kekhawatiran. Kalau pun ke depan ada lonjakan harga di pasaran atau
gejolak harga meroket ada dua penanganannya yang perlu dilakukan yakni
pemerintah provinsi akan melakukan stabilisasi serta menjaga pasokan
bahan-bahan kebutuhan pokok dengan melibatkan distributor masing-masing,
"kata Syahrul, Rabu (3/6/2015).
Sementara itu, Komisi B
Bidang Perekonomian DPRD Makassar mengimbau kepada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Makassar melakukan peninjauan ke lapangan memantau harga sembako.
Fatma Wahyuddin,
Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar mengharapkan imbauan itu dilaksanakan
secepatnya agar bisa dilakukan pencegahan. Komisi B menyarankan agar pekan ini
Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah mengunjungi pusat perbelanjaan, mini
market dan pasar-pasar serta distributor pada pekan ini.
"Kami inginkan
secepatnya agar bisa dilakukan antisipasi. Selain itu, memantau pelaku usaha
yang melakukan aksi penimbunan," kata Fatma.
Fatma menilai, praktik
penimbunan bahan-bahan pokok adalah penyebab utama terjadinya spekulasi
lonjakan harga di pasar, utamanya pasar tradisional. Sehingga dengan melakukan
sidak hal itu dapat terawasi.
"Kami ingin
memperjelas, harga sembako stabil atau paling tidak sesuai dengan harga yang
ditetapkan. Jangan sampai harga sembako tidak terkendali tentu akan memberatkan
masyarakat jelang Ramadan ini," kata Fatma.
Selain sidak, Fatma
mengatakan Komisi B telah memberikan saran agar dilakukan juga kegiatan seperti
operasi pasar. Hal itu telah masuk dalam salah satu poin rekomendasi Komisi B
ke Pemerintah Kota Makassar.
"Kenaikan harga
biasanya terjadi minimal 20 persen. Kami sarankan agar dibentuk pasar murah
untuk masyarakat, itu salah satu rekomendasi kita," ujar Fatma.
Wakil Ketua Komisi B
Hasanuddin Leo juga meminta Dinas perindustrian dan perdagangan Kota Makassar
untuk lebih mengintensifkan pengawasan barang dan jasa di sejumlah pusat
perbelanjaan, pasar dan tempat lainnya di kota Makassar, untuk menghindari
peredaran produk kadaluwarsa.
"Jika ditemukan,
beri teguran atau jatuhkan sanksi," tegas Hasanuddin.
Selain itu, Hasanuddin
menegaskan, pihaknya akan melakukan penindakan tegas dengan pencabutan izin
usaha bagi distributor atau agen nakal yang melakukan praktik penimbunan
sembako.
"Selain sidak
disperindag juga harus mengawasi langsung harga di tingkat distributor atau
agen, sekaligus mengawasi praktik penimbunan sembako yang dapat memicu
kelangkaan dibulan ramadhan," tutur Hasanuddin.
Harga Kebutuhan Pokok
Sebelumnya, dari
pantauan Liputan6.com harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang ada di kota
Makassar, Sulsel mulai tampak mengalami kenaikan harga. Kondisi ini terjadi sejak
sepekan lalu meski puasa masih dua pekan lagi.
Salah satunya yang
terjadi di pasar pa'baeng-baeng yang merupakan pasar tradisional teramai kedua
di kota Makassar setelah pasar terong.
Di pasar Pa'baeng-baeng
yang terletak di Jalan Sultan Alauddin Makassar tersebut terjadi kenaikan harga
berbagai macam kebutuhan pokok dimana yang terjadi kenaikan drastis adalah
harga bawang merah.
Yang biasanya hanya
dijual dengan harga Rp 25.000 naik menjadi Rp 40.000 per kilo gram (Kg).
Demikian juga pada bawang putih yang sebelumnya hanya Rp 15.000 spontan naik
dengan harga Rp 20.000 per kg. Tak hanya itu, kenaikan harga juga
merembes pada cabai rawit yang biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Sebelumnya hanya Rp 20.000 kini sudah naik menjadi Rp 25.000 per kg. Terlebih
lagi ayam potong dari Rp 20.000 naik jadi Rp 25.000 per kg. (copyringt@Liputan6/Eka*)